Waspadalah, Hewan Peliharaan Anda Bisa “Menghibahkan” Sindrom Berbahaya
Mempunyai hewan peliharaan memang sangat menyenangkan.
Tingkah mereka kadang lucu dan menggemaskan. Mungkin, Anda sudah tahu jika
hewan peliharaan Anda bisa “menghibahkan” sindrom tertentu. Namun, tak ada salahnya Anda mencermati
kembali kemungkinan-kemungkinan berbagai penyakit yang bisa timbul dari
hewan-hewan kesayangan Anda di rumah.
1. Psittacosis atau
demam burung
Psittacosis merupakan
infeksi yang dipicu oleh Chlamydia
psittaci, bakteri yang hidup dalam kotoran burung. Seringkali, pada burung,
infeksinya malah tidak mempelihatkan gejala apapun. Namun, ketika infeksinya
berpindah pada manusia, muncullah batuk disertai lendir berdarah, lemas, demam
tinggi, nyeri kepala, nyeri otot, dan rasa sesak.
2. Demam kucing
Biasanya demam ini terjadi setelah seseorang terkena cakaran
dan gigitan yang dalam dari seekor kucing. Pemicunya adalah bakteri bartonella henselae. Ciri-cirinya berupa
demam, lemas, sakit kepala, dan tidak nafsu makan.
3. Penyakit lyme
Penyakit lyme merupakan
infeksi berat yang mengganggu stamina dan sistem kekebalan tubuh, serta
berpotensi terhadap terjadinya meningitis, kelumpuhan, dan ensefalitis. Penyakit
ini dipicu oleh gigitan kutu yang bersemayam pada kulit tikus, burung-burungan,
dan rusa.
Bekas gigitan kutu biasanya berupa titik merah kecil di
kulit dan sama sekali tidak sakit, sehingga banyak tidak memepdulikannya. Kemerahan
itu akan hilang selama 1-2 minggu, dan kadang diikuti demam, nyeri otot dan bengkak
pada persendian.
4. Penyakit pes
Penyakit ini ditimbulkan oleh gigitan kutu yang biasanya
hidup di kulit maupun bulu kucing, tikus rumah dan cecurut. Gejalanya berupa demam,
lesu, dan rasa nyeri di kerongkongan saat menelan makanan.
5. Demam Q
Bakteri Coxiella
burnetii-lah penyebab demam ini. Bakteri ini tumbuh dari organisme yang terkandung
dalam urin, susu, dan kotoran dari hewan yang telah terinfeksi. Umumnya menimpa
sapi, kambing, domba atau hewan peliharaan rumah lainnya.
Bakteri ini tergolong tahan banting, dan bisa bertahan hidup
dalam jangka waktu lama. Infeksi dapat terjadi pada manusia jika bakteri ini
terbawa masuk saat bernapas, tergigit kutu hewan peliharaan atau meminum produk
susu yang tidak dipasteurisasi.
6. Penyakit anjing
gila (rabies)
Rabies ditimbulkan oleh virus via gigitan hewan yang
terinfeksi. Di Indonesia, umumnya terjadi akibat gigitan anjing. Virus rabies akan
menghantam sistem saraf pusat sehingga mengganggu kinerja otak. Gejala awalnya
mirip flu biasa, tetapi jika tidak diobati, lama kelamaan akan muncul
halusinasi, kecemasan, insomnia, gelisah, kejang-kejang, dan bisa berakhir
dengan kematian.
7. Campylobacteriosis
Penyakit ini timbul akibat ulah bakteri Campylobacter akibat mengonsumsi daging unggas yang kurang matang,
atau terjadi kontak dengan kotoran anjing maupun kucing yang sedang sakit.
Gejalanya berupa diare, dan bisa cepat sembuh.
8. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang dapat ditularkan oleh
hewan peliharaan karena kontak atau minum air yang terkontaminasi bakteri. Pada
manusia, gejala penyakit Leptospirosis adalah demam tinggi, sakit kepala, muntah,
nyeri perut, diare dan ruam pada kulit. Jika tidak segera mendapatkan
penanganan medis, leptospirosis bisa menimbulkan terganggunya kinerja hati dan
ginjal, hingga kematian.
9. Salmonellosis
Parasit Salmonella bisa menular melalui kontak dengan
binatang peliharaan yang sudah terinfeksi. Jadi, parasit ini tidak hanya menular
melalui konsumsi telur mentah saja. Gejalanya berupa keram perut, demam, hingga
diare. Hewan peliharaan yang bisa menularkan penyakit ini pada manusia adalah
hewan unggas, kucing, kuda, juga beberapa jenis reptil.
10. Toksoplasmosis
Toxoplasma gondii merupakan
protozoa yang suka menginfeksi kucing. Manusia bisa tertular melalui kotoran
kucing, atau melalui konsumsi daging yang kurang matang maupun sayuran yang
tidak dicuci. Toxoplasma dapat merusak jaringan otak dan otot. Sedankan
toxoplasma bisa menular dari ibu yang terinfeksi pada janin yang sedang
dikandung melalui plasenta.
11. Kurap
Kurap adalah infeksi jamur yang ditandai dengan ruam berbentuk
cincin pada kulit atau pitak kecil di
kulit kepala, dengan rasa gatal yang panas. Penyakit ini bisa menular pada
manusia melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi.
12. Infeksi cacing
gelang dan cacing pita
Cacing gelang menyebar melalui perantara kotorannya, dalam
bentuk telur (ookista) cacing. Kalau telur cacing ini tertelan tanpa sengaja,
maka ia akan menetas di dalam alat pencernaan manusia. Gejala infeksi cacing
gelang berupa batuk, demam, asma, atau pneumonia. Cacing gelang juga bisa “jalan-jalan”
ke mata dan menimbulkan kebutaan akibat sindrom toxocariasis okuler.
Sedangkan cacing pita bisa menginfeksi manusia lantaran
melahap daging setengah matang dari hewan yang terinfeksi. Seekor cacing pita
dapat hidup dalam waktu yang lama di dalam usus manusia, bahkan hingga cacing
itu membesar sampai 1 meter panjangnya.
Memang tak diragukan lagi bahwa hewan peliharaan Anda bisa “menghibahkan”
sindrom atau penyakit tertentu. Dengan demikian, menjaga kebersihan hewan
peliharaan dan lingkungan rumah menjadi suatu keharusan bagi Anda yang ingin
selalu sehat. (*)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Komentar
Posting Komentar