Selasa, 27 November 2018

Waspadalah, Hewan Peliharaan Anda Bisa “Menghibahkan” Sindrom Berbahaya




Mempunyai hewan peliharaan memang sangat menyenangkan. Tingkah mereka kadang lucu dan menggemaskan. Mungkin, Anda sudah tahu jika hewan peliharaan Anda bisa “menghibahkan” sindrom tertentu.  Namun, tak ada salahnya Anda mencermati kembali kemungkinan-kemungkinan berbagai penyakit yang bisa timbul dari hewan-hewan kesayangan Anda di rumah.



1. Psittacosis atau demam burung
Psittacosis merupakan infeksi yang dipicu oleh Chlamydia psittaci, bakteri yang hidup dalam kotoran burung. Seringkali, pada burung, infeksinya malah tidak mempelihatkan gejala apapun. Namun, ketika infeksinya berpindah pada manusia, muncullah batuk disertai lendir berdarah, lemas, demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot, dan rasa sesak.

2. Demam kucing
Biasanya demam ini terjadi setelah seseorang terkena cakaran dan gigitan yang dalam dari seekor kucing. Pemicunya adalah bakteri bartonella henselae. Ciri-cirinya berupa demam, lemas, sakit kepala, dan tidak nafsu makan.

3. Penyakit lyme
Penyakit lyme merupakan infeksi berat yang mengganggu stamina dan sistem kekebalan tubuh, serta berpotensi terhadap terjadinya meningitis, kelumpuhan, dan ensefalitis. Penyakit ini dipicu oleh gigitan kutu yang bersemayam pada kulit tikus, burung-burungan, dan rusa.
Bekas gigitan kutu biasanya berupa titik merah kecil di kulit dan sama sekali tidak sakit, sehingga banyak tidak memepdulikannya. Kemerahan itu akan hilang selama 1-2 minggu, dan kadang diikuti demam, nyeri otot dan bengkak pada persendian.

4. Penyakit pes
Penyakit ini ditimbulkan oleh gigitan kutu yang biasanya hidup di kulit maupun bulu kucing, tikus rumah dan cecurut. Gejalanya berupa demam, lesu, dan rasa nyeri di kerongkongan saat menelan makanan.
5. Demam Q
Bakteri Coxiella burnetii-lah penyebab demam ini. Bakteri ini tumbuh dari organisme yang terkandung dalam urin, susu, dan kotoran dari hewan yang telah terinfeksi. Umumnya menimpa sapi, kambing, domba atau hewan peliharaan rumah lainnya.
Bakteri ini tergolong tahan banting, dan bisa bertahan hidup dalam jangka waktu lama. Infeksi dapat terjadi pada manusia jika bakteri ini terbawa masuk saat bernapas, tergigit kutu hewan peliharaan atau meminum produk susu yang tidak dipasteurisasi.

6. Penyakit anjing gila (rabies)
Rabies ditimbulkan oleh virus via gigitan hewan yang terinfeksi. Di Indonesia, umumnya terjadi akibat gigitan anjing. Virus rabies akan menghantam sistem saraf pusat sehingga mengganggu kinerja otak. Gejala awalnya mirip flu biasa, tetapi jika tidak diobati, lama kelamaan akan muncul halusinasi, kecemasan, insomnia, gelisah, kejang-kejang, dan bisa berakhir dengan kematian.

7. Campylobacteriosis
Penyakit ini timbul akibat ulah bakteri Campylobacter akibat mengonsumsi daging unggas yang kurang matang, atau terjadi kontak dengan kotoran anjing maupun kucing yang sedang sakit. Gejalanya berupa diare, dan bisa cepat sembuh.

8. Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang dapat ditularkan oleh hewan peliharaan karena kontak atau minum air yang terkontaminasi bakteri. Pada manusia, gejala penyakit Leptospirosis adalah demam tinggi, sakit kepala, muntah, nyeri perut, diare dan ruam pada kulit. Jika tidak segera mendapatkan penanganan medis, leptospirosis bisa menimbulkan terganggunya kinerja hati dan ginjal, hingga kematian.

9. Salmonellosis

Parasit Salmonella bisa menular melalui kontak dengan binatang peliharaan yang sudah terinfeksi. Jadi, parasit ini tidak hanya menular melalui konsumsi telur mentah saja. Gejalanya berupa keram perut, demam, hingga diare. Hewan peliharaan yang bisa menularkan penyakit ini pada manusia adalah hewan unggas, kucing, kuda, juga beberapa jenis reptil.

10. Toksoplasmosis
Toxoplasma gondii merupakan protozoa yang suka menginfeksi kucing. Manusia bisa tertular melalui kotoran kucing, atau melalui konsumsi daging yang kurang matang maupun sayuran yang tidak dicuci. Toxoplasma dapat merusak jaringan otak dan otot. Sedankan toxoplasma bisa menular dari ibu yang terinfeksi pada janin yang sedang dikandung melalui plasenta.

11. Kurap
Kurap adalah infeksi jamur yang ditandai dengan ruam berbentuk cincin pada kulit atau pitak kecil  di kulit kepala, dengan rasa gatal yang panas. Penyakit ini bisa menular pada manusia melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi.

12. Infeksi cacing gelang dan cacing pita
Cacing gelang menyebar melalui perantara kotorannya, dalam bentuk telur (ookista) cacing. Kalau telur cacing ini tertelan tanpa sengaja, maka ia akan menetas di dalam alat pencernaan manusia. Gejala infeksi cacing gelang berupa batuk, demam, asma, atau pneumonia. Cacing gelang juga bisa “jalan-jalan” ke mata dan menimbulkan kebutaan akibat sindrom toxocariasis okuler.
Sedangkan cacing pita bisa menginfeksi manusia lantaran melahap daging setengah matang dari hewan yang terinfeksi. Seekor cacing pita dapat hidup dalam waktu yang lama di dalam usus manusia, bahkan hingga cacing itu membesar sampai 1 meter panjangnya.

Memang tak diragukan lagi bahwa hewan peliharaan Anda bisa “menghibahkan” sindrom atau penyakit tertentu. Dengan demikian, menjaga kebersihan hewan peliharaan dan lingkungan rumah menjadi suatu keharusan bagi Anda yang ingin selalu sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar